Jumat, 30 Agustus 2013

Sejarah GPdI Pemulihan KBD

SEJARAH BERDIRINYA GEREJA PANTEKOSTA dI INDONESIA
PEMULIHAN”
Perumnas Kota Baru Driyorejo Gresik

  1. Pendahuluan

Oleh kemurahan Tuhan 13 tahun yang lalu yaitu tepatnya sekitar bulan Juli tahun 2000, kami suami istri (Pdt.B.Steven Sitorus, S.Th dan istri Pdm.Ruth Asmina Pasaribu, S.Th) dibawa seorang hamba Tuhan kesuatu tempat yakni Perumahan Kota Baru Driyorejo Gresik. Ketika itu keadaan disana sangat gersang, sulit untuk mendapatkan air bersih, suasananya tidak nyaman dan lagi jika kita hitung jumlah rumah sepertinya jauh lebih banyak dari pada penghuninya. Belum lagi diperparah keadaan rumah-rumah yang sudah hampir hancur tak terawat. Pemandangan yang terlihat adalah pohon-pohon yang tinggi lagi berduridan ilalang hampir menutupi setiap rumah.
Ketika itu kami masuk dan tinggal di blok 12 E, jalan Intan, kebetulan di daerah itu ada satu keluarga kristen jemaat GPdI Ketintang Surabaya yang bernama kel.Bapak Moestambar Ngudi. Keluarga ini sangat terbuka untuk menerima kami hambaNya dan mengijinkan rumahnya untuk kami boleh beribadah.
  1. Memulai Pelayanan.

Dari keluarga Bapak Moestambar yang ketika itu mempunyai 3 orang anak yang masih kecil (antara TK dan SMP). Mereka adalah anak-anak pertama yang kami layani. Hal ini berlangsung beberapa waktu lamanya. Kami terus berdoa dan berkeliling di wilayah Perumahan KBD dan, Puji nama Tuhan seiring dengan berjalannya waktu Tuhan pun membuka jalan dan mengirimkan beberapa anak-anak Sekolah Minggu dan ada juga yang dewasa.

  1. Ibdah di Garasi
Keluarga bapak Moestambar tinggal di Perumahan KBD Gresik Jalan Intan 3.3/18, ketika itu rumah beliau masih asli (belum renovasi) dan di depan rumah ada garaasi mobil. Atas kemurahan Tuhan dan keterbukaan keluarga ini menerima kami dan mempersilahkan garasi mobilnya kami gunakan untuk tempat ibadah setiap Minggu sore jam 17.00 (WIB) hal ini berlangsung mulai tahun 2000 s/d tahun 2002.
  1. Sepeda Ontel

Di Perumahan tersebut, Tuhan mempertemukan kami satu keluarga lagi yaitu keluarga bapak Widji dan saat itu keluarga inipun menjadi simpatisan di tempat kami. Puji Tuhan, keluarga bapak Widji memiliki satu sepeda ontel yang sudah tua dan mereka pun dengan sukarela mempersilahkan kami untuk menggunakan sepeda tersebut untuk keperluan pelayanan di Perumahan KBD Gresik. Hal ini pun berlangsung cukup lama.

  1. Sepeda motor YAMAHA tahun 1970

Sekitar tahun 2002 awal, oleh kemurahan Tuhan kami mendapatkan berkat berupa uang. Uang tersebut kami gunakan untuk membeli sepeda motor Yamaha tahun 1970 warna merah. Puji Tuhan, Dia adalah Allah yang tidak lalai akan janjiNya dan selalu setia menyertai kami. Dengan adanya kendaraan tersebut banyak menolong kami, walaupun terkadang kami harus rela mendorong karena sering mogok (apalagi dimusim hujan), tetapi dengan adanya motor tersebut hati kami sangat bahagia.


  1. Dari garasi pindah ke kontrakan

Haleluyah...!!! Dia adalah Allah yang tidak terlambat menepati janjiNya. Kali ini oleh anugerahNya kami memindahkan tempat ibadah dari garasi ke rumah yang sudah kami kontrak di Jalan Intan 3.3/25. Di sanalah rutinitas kami sebagai hamba Tuhan yang melayani sepenuh waktu. Tidak sedikit air mata dan keluh kesah yang kami harus lalui, akan tetapi kami selalu merasakan bagaimana Tuhan selalu melepaskan kami dari setiap persoalan. Terkadang kami beribadah hanya 4 orang dewasa, yaitu kami suami istri dan ada dua orang yang lain yang bukan suami istri, kami terus berdoa dan mohon kekuatan supaya dapat bertahan, kami yakin ini adalah ujian panggilan sebab kami percaya bahwa jika Tuhan yang utus Tuhan tidak pernah salah.

  1. Tuhan tidak lalai menepati janjiNya.

Ditengah banyaknya tekanan yang kami hadapi, hidup dalam kekurangan, dan puasa dengan terpaksa akan tetapi satu waktu seorang ibu mendatangi kami dan menginformasikan bahwa rumah yang dijalan Intan 3.3/35 dijual (persis 5 rumah dari kontrakan). Ibu tersebut menyampaikan sesuatu kepada kami, “Om, ada rumah dijual, itu saja dibeli”. Puji Tuhan, saya hanya menjawabnya dengan berkata, “Baik Bu, jika Tuhan menghendaki, kita akan beli”. Dan ternyata Ibu itu menyambung pembicaraannya dan berkata, “Om, saya punya perhiasaan gelang dan cincin, saya akan berikan semua hasil penjualannya untuk pekerjaan Tuhan”. Haaaleleeluuuyayyaaahhhh..!!. Mendengar hal itu, hati saya gemetar antara percaya dan tidak. Dan ternyata benar beberapa hari kemudian ibu itu menyerahkan uang sebesar Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) kepada kami. Jujur kali itulah pertama kali seumur hidup memegang uang 10 juta. Semangat kami bangkit, dan segera mendatangi yang punya rumah. Kami berterus terang menyampaikan bahwa kami adalah hamba Tuhan dan ingin rumah itu kami jadikan sebagai rumah ibadah, puji Tuhan pemilik rumahnya bersedia melepas dengan harga Rp.40 juta rupiah, ditangan kami sudah ada 10 juta dan masih kurang 30 juta. Tetapi kami sangat yakin jika Tuhan sudah memulai Tuhan pasti melengkapinya. Dan benar, disatu PD saya ada kesempatan untuk besaksi dan saya sampaikan apa yang menjadi pergumulan kami dan apa yang Tuhan sudah buat. Tuhan luar biasa Dia menggerakkan beberapa orang sampai semuanya tertutupi bahkan untuk renovasinyapun di cukupkan oleh Tuhan. Luar biasa!!!!!!

  1. Masuk padang gurun 1

( Filipi 1:29 ) “ Kepadamu dikaruniakan bukan saja percaya pada Kristus, tetapi juga menderita..”. Tahun 2004 pelayanan kami mulai menunjukkan kemajuan hal itu terlihat dari pertumbuhan jiwa-jiwa yang kami layani baik anak-anak dan dewasa. Akan tetapi rupanya iblis tidak senang melihat gereja Tuhan bertumbuh. Mulai ada reaksi dari lingkungan yang mempersoalkan masalah rumah sebagai tempat ibadah (SKB 2 Mentri). Saya dipanggil di tingkat RT dan RW. Mereka mengatakan bahwa keberadaan rumah kami sebagai tempat beribadah, meresahkan warga. Belum sampai disitu saya di panggil di MUSPIKA Kec.Driyorejo, disanapun saya dipersoalkan, saya berusaha memberikan pernjelasan mengapa kami menggunakan rumah sebagai tempat ibadah tetapi mereka tidak mau tahu dan memaksakan kehendaknya harus menutup tempat tersebut. Melalui Bapak Kapolsek, ketika itu mengamankan dan memberikan pengertian kepada warga sehingga kami kembali bisa beribadah dengan tenang. Peristiwa itu membuat kami makin mantap, dan jiwa-jiwa yang kami gembalakanpun makin bertambah. Jika kami bisa melaui masa sulit itu tentu bukan karena kuat dan gagah kami, tetapi itu adalah karena anugerah dari Tuhan semata.

Jiwa-jiwa makin bertambah, akhirnya kami putuskan untuk merenovasi tempat ibadah dan membuat 2 lantai yaitu pastori dibawah dan tempat ibadah diatas. Dia yang memanggil adalah Dia yang bertanggung jawab dan pasti mencukupi, saat kami mau memulai kami terbatas oleh


dana, tetapi Tuhan membuka jalan bagi kami, melalui kredit motor YAMAHA Vega R. Kami menang undian superbonus 1 unit rumah, ketika kami tanya apa bisa diuangkan ternyata bisa dan uang inilah yang kami gunakan untuk membangun, belum lagi berkat Tuhan dari Dirjen Bimas Kristen di Jakarta 2 kali kami dapat bantuan dan akhirnya bangunan selesai, hati kami bahagia luar biasa.

  1. Masuk padang gurun ke 2

1 Korintus 3;13 “ Sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan Nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya. Sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu”.
Puji Tuhan....!! mulai tahun 2004 s/d tahun 2012 pekerjaan Tuhan yang kami gembalakan di Jemaat GPdI Pemulihan Perumnas KBD Gresik berjalan dengan baik seolah tanpa ada hambatan (kami ada di zona aman). Sekalipun ada gesekan itu adalah hal biasa. Kami percaya bahwa Allah tidak pernah gagal, tetapi Ia mendidik dan mengijinkan setiap persoalan guna mendewasakan umatNya. Juli 2012 adalah hari yang spesial bagi keluarga besar GPdI Pemulihan KBD, tepatnya Minggu tanggal 12 Juli 2012 adalah hari ulang tahun pelayanan kami yang ke-12. Semua acara sudah di persiapkan dengan baik. Mulai dari Sekolah Minggu (Victor Kids), Pemuda Remaja (Gen-P), Kaum Wanita dan Pria masing-masing bersiap untuk hari tersebut, tak ketinggalan jajanan kecil pun tersedia untuk disantap bersama.

Minggu itu kami memulai ibadah pukul 07.00 (WIB), anak-anak Sekolah Minggu di bawah dan kami para dewasa di atas. Puji Tuhan ibadah baru berjalan sekitar 10 menit, tiba-tiba seorang jemaat terburu-buru naik keatas dan memberitahukan kepada saya bahwa dibawah ada begitu banyak massa berteriak-teriak dengan berbagai sepanduk. Mereka meneriakkan supaya tempat ibadah ditutup. Saya berusaha untuk tenang dan segera turun menjumpai massa dan berusaha menenangkan mereka dan memberi kami kesempatan untuk menyelesasikan ibadah. Namun demikian massa makin keras berteriak, sembari ada yang meneriakkan “BAKAR..BAKAR..BAKAR...!!. Anak-anak kami histeris ketakutan dan segera saya minta supaya anak-anak diungsikan, dan melihat situasi semakin memanas sementara Polisi tidak bisa berbuat apapun, maka dengan terpaksa kami harus menghentikan ibadah dan jemaat satu persatu turun dari atas dengan linangan air mata.

Mulai pagi sampai jam 12 siang massa masih tetap mengepung tempat kami, dan beberapa tokoh dari mereka menyiapkan kertas dan menyodorkan supaya saya membuat pernyataan untuk menutup tempat ibadah. Ketika itu saya hanya mengatakan kepada mereka, “andaikkan kalian bunuhpun saya, tetapi saya tidak akan pernah membuat pernyataan apapun. Cukup lama kami berargumen, dan akhirnya saya minta mereka meninggalkan rumah dan memberi waktu 3 hari, karena saya punya pimpinan. Sekitar jam 1 siang mereka membubarkan diri, tetapi beberapa aparat masih berjaga-jaga di tempat kami.
2 Hari kemudian saya diundang ke MUSPIKA Kec.Driyorejo Gresik, disana sudah ada orang dari MUSPIKA, FKUB Kabupaten Gresik, Ormas HTI, DMI, Muhammadiah, Lurah dan massa. Disana saya merasakan seperti domba yang mau disembelih, tidak ada daya tidak ada seorangpun yang mendampingi, apakah itu organisasi dll. Saya dihakimi dan intinya mereka memaksakan harus menutup tempat dan kegiatan ibadah. Ketika saya meminta solusi kepada Bapak Camat yang terhormat, solusinya tidak ada, malah bertanya apa maunya warga. Mendengar itu serentak warga (massa) menjawab TUTUP TEMPAT IBADAH. Itulah wajah pemerintah kita, tunduk kepada apa kata warganya, hukum tidak ditegakkan dan keadilan tidak ada. Dan akhirnya sejak saat itu Gereja kami ditutup, bahkan bukan hanya itu HKBP, BETHANY, KATOLIK dan GKJW pun dengan terpaksa juga harus ditutup.

  1. Ibadah dari rumah ke rumah

Sejak peristiwa itu kami tidak diijinkan lagi menggunakan tempat yang sudah kami diami 12 tahun sebagai tempat ibadah. Terkadang pertanyaan muncul dalam hati Mengapa Tuhan

setelah 12 tahun...???. Namun kami tetap yakin bahwa dibalik itu Tuhan mempunyai maksud
yang indah, dibalik derai air mata ada suka cita. Kami yakin bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan (Roma 8;28). Pengalaman ke dua di padang gurun ini tidak serta merta membuat kami dan jemaat yang kami gembalakan putus asa dan hilang harapan, justru kami makin kuat dan semangat walau kami harus beribadah dengan berpindah-pindah dari rumah jemaat kami secara bergilir.

Ketika ibadah perdana pasca resolusi, kami beribadah dirumah jemaat dengan duduk ditikar dan hanya memakai alat musik gitar, tetapi kami merasakan satu suasana yang indah walau ini merupakan ibadah penuh linangan air mata dari awal sampai akhir kami hanya menangis tetapi hati kami bahagia. Setiap Minggu saya memotifasi jemaat untuk kuat dalam setiap keadaan. 12 Tahun kami beribadah di ruangan yang tertutup, tidak kedengaran keluar selain jemaat, tetapi sejak saat peristiwa itu sampai hari ini, setiap Minggu kami beribadah dari satu rumah ke rumah yang lain, dari satu blok ke blok yang lain, pujian yang kami naikkan banyak di dengar orang, Firman Tuhan yang kami sampaikan akhirnya dapat di dengar siapapun yang ada disekitar. Kami percaya Tuhan tidak diam, Dia adalah Allah yang hebat dan perkasa. Setiap Minggu kami berdoa dan melepaskan pengampunan kepada mereka yang menzolimi kami.

Rutinitas kami hari-hari ini, setiap Sabtu sore kami ada ibadah anak (Sabtu Ceria dan Pemuda Remaja), dan Minggu pagi Ibadah Raya, Selasa ibadah Keluarga. Setiap Sabtu pemuda kami menggotong kursi dan perlengkapan Ibadah Raya, ketempat rumah dimana besok Minggunya kami beribadah dan hal yang sama juga setiap Minggu selesai ibadah, kembali mereka juga akan menggotong perlengkapan ibadah untuk di pindahkan ke tempat berikutnya. Saya selalu mengatakan kepada mereka bahwa apapun yang kita buat, buatlah seperti untuk Tuhan dan bukan manusia ( Kolose 3;23)

Tentu pengalaman ini sangatlah berharga bagi kami, baik sebagai Gembala dan jemaat, kami sadar bahwa kami sedang dilatih oleh Dia yang memanggil kami dan kami yakin pasti menang dan lebih dari pemenang. PUJI TUHAN. Tuhan Yesus Memberkati.


Pdt.B.Steven Sitorus, S.Th




" ANAK PANAH DI TANGAN TUHAN..." Mazmur 127: 1-5 “ Seperti anak-anak panah ditangan pahlawan,demikianlah anak-anak pada masa muda.” (ay.4) Alkitab jelaskan bahwa Tuhan kita adalah pahlawan yang memberi kemenangan ( Zefanya 3:17). Sesungguhnya Tuhan memiliki rencana yang mulia untuk anak-anak muda Kristen yang sudah menyerahkan hidupnya kepada Dia. Tuhan ingin memakai anak-anak muda sebagai alat-Nya untuk menggenapi rencana-Nya di bumi.Tuhan mau anak-anak muda mendapat kemenangan dari segala dosa dan keinginan daging. Tetapi ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh anak-anak muda agar mereka menang dalam hidupnya dan dipakai Tuhan seperti yang dikatakan di ayat 4 bahwa ”seperti anak-anak panah ditangan pahlawan ( Tuhan),demikianlah anak-anak pada masa muda.” 1.Harus dapat diarahkan. Jika anak-anak muda mau dipakai Tuhan dan mendapatkan kemenangan yang luar biasa dari Tuhan, mereka harus mau diarahkan atau mau dididik dan diajar. Kegagalan banyak anak-anak muda selalu dimulai saat mereka tidak mau diajar atau diarahkan oleh orang-orang yang lebih tua, rohani dan dipakai Tuhan. Seperti anak panah yang sudah tidak bisa semaunya melesat kemana ia mau tetapi harus mau diarahkan oleh sang pemanah seharusnyalah anak-anak muda memiliki sikap hati yang sama bahwa hidup mereka sudah di tangan Tuhan dan diarahkan sesuai dengan yang Tuhan kehendaki. 2.Harus berada di tangan yang tepat. Jika anak-anak muda berada di tangan Tuhan, sesungguhnya mereka sudah berada di tangan yang tepat. Alkitab katakan bahwa tangan Tuhanlah yang memberi kemenangan. Jika anak muda ada di tangan Tuhan pasti mereka akan mengalami hidup yang berkemenangan yang datangnya dari Tuhan. Kemenangan yang memampukan anak muda menang dari segala dosa, menang dari hawa nafsu, menang dari godaan dunia dan sebagainya. 3.Harus selalu siap diasah. Seringkali sang pemanah harus mengasah anak panahnya agar lebih tajam dan runcing dengan maksud agar bisa menembus sasaran yang paling kuat dan merobek isi yang ada didalam sasaran tersebut. Tuhan harus mengasah anak-anak muda untuk menjadi lebih kuat,lebih siap, lebih tajam untuk mengalahkan iblis dan dosa.Tuhan mengasah anak muda dengan mengijinkan mereka menghadapi tekanan, senggolan antar mereka, godaan dan bahkan masalah-masalah untuk mengasah dan memurnikan iman percaya mereka kepada Tuhan. Jangan takut dan alergi melewati didikan dan pemurnian yang datang dari Tuhan. Tuhan bukanlah sekedar pahlawan, tetapi pahlawan yang memberi kemenangan.Tuhan menginginkan anak-anak muda-Nya bangkit dan menjadi tentara serta mendapatkan kemenangan yana ini.